Traveling dan Senja di Talaud

Aku teringat saat itu, saat dimana kita masih bisa menikmati mentari sore
yang lelah pulang keharibaannya. Berjalan bersama menelusuri sudut desa Beo,
dengan canda nan bahagia yang tak lekang. Setiap sorenya, saat lelah dari mengajar
di Sekolah telah hilang, kita tak lupa untuk menyapa senja, di Pulau paling
utara Indonesia.
Di perjalanan kita menuju ke tempat dimana kita akan duduk berlama-lama
menunggu senja, kita sering sekali bertemu dengan siswa-siswa kita bertegur
sapa, bercerita, berfoto gembira bahkan menaiki sampan yang ditawarkan oleh
mereka, sungguh kenangan indah yang tak terlupakan.
Saat kita hendak tiba di dermaga yang biasa kita jadikan tempat menikmati
senja, terkadang kita berhenti untuk membeli es campur yang terasa sangat lezat
kala itu, menghilangkan dahaga kita sembari bercerita dengan ibu penjualnya
tentang Talaud dan seisinya. Tentang betapa indahnya tinggal disana dan tentang
betapa bahagianya meski minoritas namun tidak tertindas. Kita bercerita tentang
bagaimana toleransi beragama yang sangat indah yang warga Talaud tunjukan
sehingga kita merasa seperti bukan di kota orang tapi rasanya seperti berada di
kota sendiri.
Setelah es campur kita teguk habis, kita melanjukan perjalanan kita hanya
tinggal beberapa langkah lagi menuju tempat kita menikmati senja yaitu Dermaga.
Disana kita bertemu dengan seorang bapak yang memancing, dan bertanya apakah
bisa kita belajar memancing juga. Si bapak dengan senyum ramahnya memberikan
satu tali pancing lengkap dengan umpannya kepada kita sembari mengajarkan
caranya. Setelah berkali-kali gagal akhirnya kita bisa menangkap satu ikan yang
membuatk kita kegirangan. Si bapak ketika melihatnya juga ikut tertawa, sungguh
indah ya kala itu.
Banyak hal indah kita lakukan hingga tanpa sadar senja mulai muncul, ketika itu
pula kita terdiam dan khusyuk menikmati Senja yang sedari tadi kita nantikan, aku yakin setelah melihat senja yang menyapa di hati kita
masing-masing pasti tercetus “Indahnya”, karena senja ini memanglah seindah itu.
Senja di Talaud, Pulau paling utara Indonesia hingga kini aku masih belum mampu melupakanmu. Senja di Talaud aku merindukanmu.




No comments