Pantai kuta – Pengalaman Tidak Menyenangkan di Pantai Kuta - Dipaksa Membeli dan Membayar Jasa Hingga Dikelilingi 7 Ibu-Ibu Sekaligus.

Share:

 

Pantai kuta – Pengalaman Tidak Menyenangkan di Pantai Kuta

Dipaksa Membeli dan Membayar Jasa Hingga Dikelilingi 7 Ibu-Ibu Sekaligus.

 


            Pengalaman tidak menyenangkan ini aku rasakan saat berkunjung ke pantai Kuta tanggal 18 Juli 2022 lalu. Setelah 5 tahun tak pernah ke Bali akhirnya aku dan temanku berkesempatan untuk liburan ke Bali lagi, dan kami memilih untuk menyewa kos-kosan di area legian agar jika ingin menuju Pantai Kuta hanya perlu jalan kaki saja.

            Pagi itu kira-kira pukul 10.00 WITA aku dan temanku memutuskan untuk mencari sarapan di Pantai Kuta, karena biasanya banyak nasi Jinggo dan makanan lainnya yang dijual. Setibanya disana aku dan temanku langsung membeli nasi Jinggo Ayam dan beberapa Gorengan, kemudian kami ditawari tempat duduk dengan syarat cukup membeli air minum pada pedagang yang menyediakan tempat duduk tersebut. Kamipun sepakat memesan kelapa utuh dengan ukuran besar seharga 30 ribu, sejenak aku dan temanku mulai menikmati deburan ombak dan birunya lautan. Hingga akhirnya ibu-ibu yang menawarkan jasa dan jualannya mulai berdatangan, dari jual gelang, jasa pijat, kepang rambut, tattoo, kutek, jagung, es krim dan lainnya.

Cerpen Before Birthday 

Berkali-kali mereka menawarkan padaku dan kutolak hingga ada satu ibu yang cukup tua yang menawarkan pijit, karena aku merasa kasihan akhirnya ku iyakan dan kufikir membayar 1 jasa tak apalah hitung-hitung membantu ibunya juga serta kakiku yang kebetulan Jetlag jadi lumayan untuk menghilangkan sakit yang ada di kaki. Si ibu berkata jika untuk Kaki, Tangan dan Bahu biayanya 50 ribu karena aku hanya ingin kaki jadi kita sepakati harganya 30 ribu.

 

Ibu-Ibu Yang Memaksa Mulai Berdatangan

Ketika si Ibu sedang memijitku, tiba-tiba ibu-ibu yang lainnya berdatangan dengan dalih “masak ibunya boleh, kami gak boleh”. Kutolak dengan halus, gak usah bu uang saya cuman cukup untuk ibunya aja, tapi si ibu terus ngotot untuk menawarkan jasanya, aku yang berkali-kali menolak “gak bu, gak usah bu, maaf bu ya gak usah bu” tak di hiraukan oleh mereka. Aku semakin tidak nyaman dan sedikit merasa terancam dengan kepungan dari ibu-ibu tersebut, satu persatu mereka berdatangan hingga total ada 4 ibu-ibu yang memaksaku. Berati aku dikelilingi 5 ibu-ibu termasuk ibu yang memijatku tadi. Aku masih sopan dan menolak, yang aku kira mereka akan pergi namun ternyata tidak. 

Pantai di Lombok 

Si ibu yang berjualan gelang dengan paksa memasang gelang di kakiku, aku memohon untuk si ibu melepaskan gelang itu karena aku memang tak ingin membeli dan memakainya. Saat ingin kulepaskan, si ibu menghalangi tanganku dan memaksa dengan dalih “Penglaris aja dek, 20 ribu aja tolonglah ibu”. Ibu selanjutnya memaksa mengepang rambutku, yang sama sudah kutolak “gak bu, gak bu, maaf ya bu”, dan lagi-lagi tak di hiraukan oleh si ibu, dengan dalih yang sama, mereka kok boleh, saya kok enggak. Dan lagi-lagi si ibu langsung mengepang rambutku, sama halnya dengan ibu yang memaksa memijat bahuku, dengan dalih biar badannya enteng dek, masak cuman kaki aja, begitu juga ibu yang memasang kutek di jari kakiku, yang juga memaksa aku memakai jasanya. Aku seperti ingin menangis, karena penolakanku tidak di indahkan oleh mereka yang akhirnya mau tak mau aku harus pasrah.

Bukan Cuma aku yang dipaksa, temanku yang sedari tadi duduk disebelahku tak luput juga dari paksaan mereka. Namun karena temanku yang cukup tegas, akhirnya hanya 2 ibu yang memaksa dan meski mau tak mau harus di iyakan olehnya juga. Dan berarti total ada 7 ibu-ibu yang mengelilingi dan memaksa kami membeli dan membayar jasa mereka. Setelah mereka semua selesai aku dan temanku yang sudah pasrah sedari tadi mau tak mau membayar. Yang akhirnya mereka semuapun pergi, wah… benar-benar ingin menangis hingga aku dan temanku memutuskan untuk pergi dari tempat itu, karena benar-benar kapok ada disana.

Puisi Cinta 

Lebih baik langsung menolak dengan tegas namun tetap sopan.

Kejadian yang aku dan temanku alami, cukup dijadikan pembelajaran saja dan jangan sampai membuat kalian mengurungkan niat untuk datang kesana. Pantai Kuta saat ini sudah berbenah dan banyak pembaharuan yang terjadi, sehingga tentu semakin indah. Jika kalian tidak ingin kejadian yang terjadi pada saya menimpa kalian, lebih baik saat kesana sedari awal tolak dengan tegas namun tetap sopan, maka kunjungan kalian saat itu dijamin aman dan damai, dan semoga saat kalian datang tak ada lagi ibu-ibu pemaksa yang masih berada disana.

 

 Cerpen Mad & Listen

 

No comments