Mad & Listen - Cerpen - Penulis Eshie Hikmha - Episode 1

Share:
Mad & Listen

Epilog......
Seperti hari-hari biasanya pagiku selalu di mulai dengan suara panci yang saling berbenturan disertai omelan yang tak memiliki pokok bahasan yang berasal dari dapur yang volumenya bahkan mengalahkan suara adzan dari toa masjid. Aku bangkit dari tempat tidur dan perlahan menuju kamar mandi yang notabene melewati dapur dimana ibuku sedang mengomel. Aku berjalan perlahan tanpa menoleh masuk kekamar mandi mencuci muka dan berwudhu kemudian kembali lagi kekamarku untuk sholat subuh. 

Setelah sholat aku hanya berdiam di kamar, karena jika aku ke dapur membantu ibuku maka omelannya akan menjadi-jadi, mengungkit kenapa aku belum menikah, menanyakan kenapa pekerjaanku gajinya begitu-gitu saja, bahkan menjadi semakin parah saat aku dipecat karena pandemi yang melanda membuat perusahaan tak mampu lagi mempertahankan semua karyawannya dan aku adalah salah satu yang terpilih untuk dipecat karena kinerjaku yang biasa-biasa saja.

Setelah dipecat tekanan demi tekanan yang aku dapatkan semakin meningkat, meskipun sedari aku kecil aku sudah merasakan hal itu. Namun, tetap saja aku tidak mampu terbiasa dan menganggap ini adalah hal yang lumrah. Aku tetap merasa sedih, kecewa, marah dan ingin berteriak, namun semua itu tak bisa aku lakukan karena dikeluargaku jika kamu seorang anak kamu akan selalu salah dan orang tua akan selalu benar.

Mungkin kalian bertanya kenapa kinerjaku biasa-biasa saja saat bekerja, itu semua karena aku benar-benar tidak menyukai apa yang aku kerjakan. Sedari aku SMA orang tuaku akan menentukan jurusan apa yang harus aku pilih bahkan saat memasuki universitas mereka pulalah yang menentukan apa yang harus aku lakukan. Bisakah kalian bayangkan seberapa banyak hal sedih, kecewa, dan marah yang aku pendam dari kecil hingga saat ini dimana usiaku sudah 28 tahun?. Semua hal itu seakan sudah penuh sesak dan bisa meledak kapan saja, namun aku tak ingin melampiaskan itu kepada orang tuaku karena bagaimanapun merekalah yang telah membesarkan dan merawatku sedari kecil.

Sering sekali saat keadaanku yang terlalu lelah dan tak mampu berpikir jernih, aku ingin mengakhiri hidupku namun aku bersyukur masih percaya tuhan sehingga denga cepat aku menyadarkan diriku untuk tidak melakukan itu. Aku berusaha untuk baik-baik saja dengan melakukan hal kecil agar pikiranku dapat teralihkan dari masalah-masalah yang ada, seperti merubah posisi tempat tidur yang hampir setiap hari kulakukan, karena jika tidak maka aku tidak akan bisa tidur nyenyak. Aku bahkan mulai menamam kaktus dan merawatnya di kamarku, agar membuatku merasa sedikit lebih baik meski hanya sebentar.

Semua hal kecil yang kulakukan sebenarnya tak bisa menghilangkan masalah yang aku hadapi. Aku tau kelak saat aku tak mampu lagi menahan semua pasti akan datang masa dimana aku akan marah sejadi-jadinya yang bahkan bisa melukai orang-orang disekitarku jika aku tak mengeluarkan amarahku ini sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya aku bertemu dengan seorang pria dari online dating yang memiliki masalah hidup yang sama denganku, pertemuan itulah awal dari kisahku bersama Saga pria yang merubah segala aspek didalam diriku.........


Episode 1
Hai namaku emma, seperti biasa aku hanya berdiam diri dikamarku setiap paginya menunggu ibuku selesai mengomel didapur. Aku mengambil HP ku dan mulai melihat-lihat youtube agar pikiranku teralihkan dari omelan ibuku, tiba-tiba aku melihat satu youtuber yang menikah dengan laki-laki yang ia temui dari online dating. Aku yang belum pernah berpacaran seumur hidupku, karena apapun yang aku lakukan harus atas persetujuan orang tuaku. Bahkan, saat aku dekat dengan seorang pria jika mereka tidak suka, maka aku harus segera menjauhi pria tersebut dan hal inilah yang akhirnya membuatku menyandang status jomblo tertekan sedari lahir.

Setelah selesai menonton, aku memutuskan untuk menginstall aplikasi online dating tersebut di HPku, toh ini hanya dunia maya, orang tuaku pasti takkan memperdulikan hal itu pikirku. Setelah menginstall aplikasi tersebut akupun harus menyertakan nama, umur, dan foto, untukku yang bahkan tak suka melihat diriku dicermin tentu ini adalah hal sulit yang harus ku lakukan, namun akhirnya aku memutuskan untuk berselfie dengan senyuman semanis mungkin. Setelah berkali-kali berfoto akhirnya aku memilih tiga foto yang menurutku terbaik untuk dimasukan dalam aplikasi dating tersebut. Setelah semua proses selesai, hanya hitungan detik tiba-tiba ada satu pria yang memilihku alias swipe kanan, untuk yang menggunakan aplikasi ini you know lah ya. Dia pria yang berwajah oriental, cukup tampan, tingginya 180 cm, usianya satu tahun lebih tua dariku, hanya itu yang tertulis di profilnya. Karena dia adalah orang pertama yang memilihku, maka akupun dengan cepat menyetujui yang akhirnya membuat kami Match. Dan ternyata dengan cepat pula ia membuka percakapan, namun bukan HI atau HALLO yang dia ucapkan pertama kali, melainkan pesan yang berisi satu paragraph penuh, yang aku simpulkan ia menggunakan aplikasi itu untuk menemukan seseorang yang bersedia ia marahi dan ia juga bersedia mendengarkan orang tersebut marah kepadanya. Mad & Listen katanya, simbiosis mutualisme yang menguntungkan kedua belah pihak, yang merasa tertekan namun tak tau cara melampiaskan amarahnya karena lingkungan yang mengekang. 

Saat aku sedang membaca dengan seksama, muncul pesan baru darinya yang berisi jika aku tidak bersedia maka dia mempersilahkan aku menghapus dia dari Match dan percakapanku. Aku hanya terdiam sejenak, berpikir bahwa mengapa semudah itu aku bertemu dengan apa yang aku butuhkan selama ini, aku juga ingin marah, ingin berteriak, dan bisa mengungkapkan pendapatku, ketidaksetujuanku, dan menunjukan pertahananku. Akhirnya tanpa pikir panjang aku menyetujuinya, dan bertanya bagaimana cara kerja Mad & Listen yang ia maksudkan, kapan aku bisa marah bagaimana cara pergantian dari pihak Mad ke Pihak Listen dan lainnya. Dengan cepat ia membalas chattku yang berisi ia meminta id Line atau Kakaotalk yang aku punya agar lebih mudah untuk berkomunikasi denganku katanya, akupun mengirimkan id kakaotalkku dan percakapan kami berlanjut disana....


Bersambung..........




No comments