Ayah

Share:


 

Ayah


 

Ayah…

Seperti semua keluargaku tahu, bahwa aku adalah versi wanita dari ayahku. Tangguhnya, keras kepalanya, cerdasnya, pengaturan keuangannya, pekerja kerasnya, pemarahnya bahkan merajuknya.

Tidak ada anak lain yang berani berdebat dengan ayahku selain aku dan ketika aku mendebatnya, dia akan terdiam dan pergi, karena dia tau aku adalah versi dirinya dan perdebatan ini takkan berhenti karena kami sama keras kepalanya. Namun, aku juga adalah anak yang paling disayang oleh ayahku, paling dekat dengannya yang ia turuti apapun mauku.

Saat anak yang lain ingin sesuatu pasti mereka meminta melalui ibuku, meski ibuku selalu berkata minta saja ke ayahmu langsung, dan jawaban mereka selalu “ibu saja yang memberitahu ayah”. Berbeda denganku saat aku ingin sesuatu, aku akan langsung meminta pada ayahku dan aku akan terus merengek hingga permintaanku di kabulkan, dan ia Ayahku akan mengabulkannya.

Aku adalah anak yang kemanapun ayahku pergi, aku selalu minta ikut. Dan saat tidak diizinkan ikut, aku akan menangis sejadi-jadinya hingga ayahku berkata “nanti saat pulang ayah belikan boneka ya”, dan seketika itupun tangisku reda dan aku akhirnya membiarkan ayahku pergi tanpa dramaku.

Aku dan ayahku lahir dibulan yang sama, aku 9 November 1992 dan ayahku 10 November 1962, kita hanya beda 1 hari saja dan ia kami berdua Scorpio meski beda golongan darah Aku AB dan ayahku A.

Wah…. Ayahku… Meski dengan semua kenakalan dan banyaknya tingkahku, dia masih menyayangiku.

Dan malam itu saat aku mendengar ayah memanggilku “mha….mha…mha”, aku mendengarnya… aku dengar yah, namun aku terlalu lelah, lelah karena seharian bekerja mencari pundi rupiah  untuk pengobatanmu. Dan aku berfikir, ada ibu disampingmu yang pasti dia akan bangun dan mengambil apapun keperluanmu.

Dan Ayah…. Aku tidak tau, bahwa itu adalah panggilan terakhirmu, ternyata setelah panggilan itu kau pergi untuk selamanya.

Ayah… andai aku tau… pasti aku akan segera bangkit menemuimu.

Ayah… Andai aku tau, yah.

 

No comments